IRC di Media
01/09/2022Kejurprov Jatim Road Race Seri 2 - Bondowoso : Upgrade Mesin Injeksi Dominasi Balap Kota Tape
Setelah sukses digelar di Ponorogo, ajang balap road race berstatus kejurprov Jawa Timur juga sukses digeber di kota Bondowoso, Tak kurang 300 starter pun menyemuti kompetisi balap di sirkuit non permanen di seputaran Alun-Alun Kota berjulukan Kota Tape tersebut. Menyulap beberapa jalan di alun-alun dengan lay out ala huruf U yang berdimensi panjang 1,2 km dan lebar 6 meter, raungan engine injeksi dan karbu pun mampu membius penonton.
"Alhamdullilah, kejurprov kali ini terselenggara dengan baik, dan sebagai seri balap road race level tertinggi di Jatim, kita selalu mengedepankan regulasi yang pasti, termasuk wajib penggunaan ban IRC sebagai standar," buka Bambang Haribowo, ketua pengprov IMI Jatim.
Di kelas bebek 4 tak 125 CC MIX yang diikuti 9 motor balap, tercatat tujuh motor menggunakan mesin injeksi. Alhasil motor injeksi sukses mengasapi motor bermesin karbu.
Suksesnya mesin injeksi di balap tak lepas dari riset mekanik dan melimpah nya part fast moving. "Mapping eccu wajib karena otak kelistrikan ada di situ berikut suplai akinya," ujar Supeno yang mengusung ECCU BRT dan Eraser untuk Jupiter Z.
Selain itu injektor dan throttle bodi turut diperhatikan karena sebagai suplai gas segar ke ruang bakar supaya makin besar sesuai kebutuhan kompresi mesin. "Jika memodifikasi mesin injeksi biaya yang dikeluarkan kurang lebih mahal injeksi. Semisal harga ECCU untuk balap sekitar Rp 1,5 juta, throttle bodi sekitar Rp 1,5 juta dan injektor Rp 500-1,5 juta," bisik Muhaimin tunner Aldan Light Speed Surabaya.
Sebaliknya, pandangan berbeda diungkapkan Van Houce, mekanik yang juga ayah pembalap Tommy Salim dan Gerry Salim. Menurutnya, dari sisi biaya, upgrade motor balap baik dengan teknologi engine motor injeksi maupun karbu relatif sama. "Kalo biaya sih sama besarnya, cuma mungkin karena teknologi injeksi sekarang banyak merk dipasarkan dibandingkan karbu, sehingga ruang untuk upgrade cukup besar," lanjut Houce.
Fasti 1 dan Fasti 2 masih mumpuni
Teknologi ban balap beragam merk memang membuat pembalap lebih bijak dalam memilih. Hal ini tergambar diajang road race Kejurprov Jatim yang mana beberapa racer lokal dan pemula makin pede dengan ban IRC.
"Gak ada bedanya dengan Pirelli, jadi enak digeber dan treknya juga cocok," ungkap Aam, racer asal Lamongan yang menggunakan ban IRC Fasti 2.
Hal senada juga dirasakan beberapa pembalap pemula Jawa Timur yang biasanya menggunakan ban resmi balap Pirelli diajang Motoprix. "Kalo latihan d GBT memakai Pirelli saat Kejurprov pake IRC gak masalah karena sama-sama memiliki dimensi ban balap. Apalagi lintasan aspalnya halus dan rata," ujar Excel, racer asal Jember.
Hal senada juga diutarakan Faizal. Pembalap asal Lumajang yang berusia 13 tahun ini sering berlatih di sirkuit GBT Surabaya mengaku tidak kagok saat menggunakan ban Fasti 2. "Buat trek aspal di Bondowoso nyaman," lanjut racer asal Lumajang tersebut.
Sumber : Ototrend.com