IRC On The Media
04/10/2016IRC Speed King Dipilih, Murah tapi nggak Murahan!
CIMAHI. Event Open Drag Bike 201M di Cimahi, Jawa Barat kemarin (2/10) jadi arena unjuk gigi penggila adu kebut trek lurus. Buktinya, sebanyak 473 starter turun untuk membuktikan siapa yang terbaik, racing lovers.
Racikan mesin mempuni menjadi perbincangan utama para mekanik di paddock. Tapi, ada hal lain yang menarik terkait performa tunggangan.
Fokusnya tentu saja ke sektor karet bundar, racing lovers. Maklum, ban selalu saja dijadikan kambing hitam jikalau kuda besi gagal manggung di lintasan.
"Iya, biasanya ban selalu disalahkan," sahut Dodiyanto, Marketing Product Development PT Gajah Tunggal Tbk (produsen IRC).
Tapi, hal demikian nggak tampak di gelaran ini. Apalagi, Dodiyanto melihat banyaknya peserta yang memilih ban IRC Speed King.
"Saya mengecek langsung ke paddock dan ternyata ban IRC Speed King banyak dipakai oleh peserta," lanjut penggemar batik ini.
"Kalau saya hitung sekitar 70% peserta yang menggunakannya. Padahal, di event ini nggak ada kelas wajib menggunakan ban tertentu. Ini tandanya ban IRC Speed King yang merupakan kembaran IRC Eat My Dust (Thailand) sudah bisa diterima di Indonesia khususnya kalangan drag bike," lanjutnya.
Menurut Dodiyanto, ada beberapa alasan mengapa peserta menggunakan IRC Speed King. "Mereka pilih IRC Speed King karena terjangkau. Di pasaran, harganya lebih murah hampir setengahnya IRC Eat My Dust," terang Dodiyanto.
Hal lainnya tentu saja soal kemampuan si Speed King itu sendiri, racing lovers. Di awal tahun ini, IRC sudah melakukan pengembangan terhadap Speed King dengan compound terbaru.
Setelah diuji, catatan IRC Speed King berkompon medium sudah menyamai IRC Eat My Dust yang notabene diproduksi di Thailand. Tuh, murah tapi nggak murahan!
"Ini membuktikan bahwa IRC tidak hanya fokus di balap road race saja. Walau pemberitaannya kurang besar, kami juga tetap melakukan development terhadap ban drag race," pungkas penyuka tempoyak itu.
Sumber: Motoraceid